14 Jul 2025 • News


Dakwah Sunyi dari Teras Negeri: Jejak Pengabdian UPZ Baznas Semen Padang Menyusuri Mentawai

 35 Views


MENTAWAI — Ombak pagi menyambut tenang ketika matahari mulai menebar cahaya keemasan di Dermaga Muaro Padang, Selasa (1/7/2025). Angin laut yang lembut menggoyangkan tali-tali kapal, mengantarkan aroma asin khas pelabuhan. Suasana terasa khidmat—titik awal perjalanan penuh makna.

Di sanalah rombongan UPZ Baznas Semen Padang berdiri. Lembaga pengumpul zakat karyawan PT Semen Padang ini bersiap memulai Safari Dakwah ke pedalaman Mentawai. Dipimpin oleh Ustadz Mafril, mereka naik kapal cepat MV Mentawai Fast, menempuh misi yang tak hanya melintasi geografis, tapi juga menyentuh sisi nurani.

Kapal bergerak pukul 07.00 WIB, menuju Dermaga Pokai, Kecamatan Siberut Utara. Tiga setengah jam kemudian, rombongan tiba. Namun perjalanan belum usai. Mereka harus melanjutkan dengan kapal boat kecil bermesin 15 PK—satu-satunya moda penghubung ke dusun-dusun terpencil. Tanpa pelampung, dengan lebar hanya satu meter dan panjang tujuh meter, rombongan melanjutkan perjalanan ke Dusun Bose, menantang gelombang yang tak selalu tenang.

Dusun Bose: Di Antara Sunyi dan Asa
Terletak di Desa Muara Sikabaluan, Dusun Bose tak biasa dikunjungi pelancong. Dihuni oleh 75 kepala keluarga, sekitar 50 KK di antaranya beragama Islam. Namun meski menjadi mayoritas, sarana ibadah dan pendidikan keagamaan masih sangat terbatas. Tak ada masjid megah, tak ada madrasah, bahkan kegiatan keagamaan kerap terputus oleh jarak dan akses.

Dalam keterbatasan itulah UPZ Baznas Semen Padang hadir sebagai penghubung antara pusat dan pinggiran, antara yang mudah dijangkau dan yang nyaris terlupakan.

“Kalau kami menyebutnya Dakwah di Teras Negeri,” kata Ustadz Mafril. “Karena Mentawai ini adalah teras NKRI di barat Indonesia, langsung berbatasan dengan Samudra Hindia.”

Istilah itu bukan hanya simbolik. Kepulauan Mentawai memang berada di garis depan negeri—sering kali juga menjadi batas perhatian. Tapi di sanalah, hidup berjalan dalam keterbatasan, dan agama hadir sebagai pegangan yang memberi arah dan harapan.

Membina Umat, Menghidupkan Semangat
Safari Dakwah yang berlangsung 1–5 Juli 2025 ini bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1447 H. Kegiatan tahunan ini mengusung tema “Kita Tingkatkan Semangat Dakwah Membina Umat”, dan menyasar beberapa titik di Pulau Siberut, termasuk Dusun Bose.

Rombongan UPZ tak hanya datang memberi ceramah. Mereka berdialog, menyapa rumah-rumah, dan menguatkan para da’i lokal—mereka yang menjadi ujung tombak dakwah di wilayah terluar ini. Penguatan da’i menjadi prioritas, agar nyala dakwah tetap terjaga setelah rombongan kembali ke Padang.

“Kami tidak ingin dakwah hanya datang dan pergi. Kami ingin meninggalkan jejak yang hidup. Da’i binaan ini adalah ujung tombak Islam di Mentawai,” ujar Ustadz Mafril, Supervisor Pembinaan Da’i UPZ Baznas Semen Padang.

Para da’i ini tidak bekerja dari podium megah. Mereka menyusuri jalan setapak, menyebrangi sungai, mendatangi warga satu per satu. Mereka menjadi guru Al-Qur’an, penasehat, bahkan sahabat untuk warga yang kesepian. Di balik keterbatasan, mereka menjaga keberlangsungan iman.

Dari Siberut: Cerita Dua Da’i Muda
Dua sosok yang menjalani peran itu adalah Ustadz Zainal Kelana dan Ustadz Jon Ricky. Mereka adalah da’i muda binaan UPZ Baznas Semen Padang, yang menempuh jalan sunyi dakwah dengan tekad yang tak surut.

Zainal, alumni STAI-PIQ Sumbar, kembali ke kampung halamannya di Mongan Poula, Siberut Utara. Ia mulai bertugas sebagai da’i binaan akhir 2023. Di desanya, ada sekitar 100 KK muslim, tapi praktik keislaman masih lemah. “Salat belum konsisten, membaca Alquran pun masih terbata-bata,” ungkapnya.

Ia membina sekitar 70 anak di Masjid Al-Abrar, masjid satu-satunya di desa itu. Untuk menarik minat belajar agama, Zainal menerapkan pendekatan sederhana: sistem reward and punishment. “Yang rajin saya kasih permen. Kalau melanggar, saya minta bersihkan halaman masjid. Kalau tidak datang, saya laporkan ke guru sekolah,” ujarnya sambil tersenyum.

Sementara itu, Ustadz Jon Ricky bertugas di Sirilogui, desa dengan 350 KK, namun hanya 15 di antaranya muslim. Ketika awal bertugas, masjid sepi, tak ada pengeras suara, mushaf pun minim. Ia memulai pengajian dan TPA dari nol, sekaligus berjuang membina para mualaf yang rentan kembali ke agama lama karena tekanan keluarga.

“Dulu mereka jarang datang ke masjid, bukan karena menolak, tapi karena tidak terbiasa,” ujarnya. Kini, perlahan suasana mulai berubah. Meski tantangan besar masih ada, Jon percaya bahwa menjaga satu akidah adalah pencapaian yang besar.

Dari Dukungan hingga Isbat Nikah
Iskandar S. Taqwa, Ketua UPZ Baznas Semen Padang, menyebut pembinaan 52 da’i di Mentawai sebagai program unggulan UPZ. Para da’i ini bertugas menyentuh langsung masyarakat yang belum banyak tersentuh dakwah.

“Medannya berat. Akses terbatas. Karena itu kami berikan dukungan penuh—insentif, kendaraan, bahkan tempat tinggal,” jelas Iskandar. Sebab, sebagian besar da’i berasal dari keluarga menengah ke bawah. Dukungan logistik penting agar mereka bisa fokus berdakwah.

Tak hanya membina da’i, UPZ juga menghadirkan program pendukung seperti sidang isbat nikah, bekerja sama dengan KUA dan instansi terkait. Banyak pasangan di Mentawai yang belum memiliki dokumen resmi, sehingga berdampak pada hak pendidikan dan layanan publik bagi anak-anak mereka.

Pembangunan masjid juga menjadi bagian dari program UPZ. Salah satunya, Masjid Bahrul Ulum di Dusun Sutek’ Uleu, Desa Simalegi, Siberut Barat. Masjid ini menjadi pusat ibadah, pendidikan, dan perlindungan spiritual di tengah keterbatasan.

Mentawai Tak Pernah Sendiri
Di barat Sumatera, Mentawai bagai halaman terakhir dari buku yang sering terabaikan. Namun bagi UPZ Baznas Semen Padang, halaman terakhir itulah yang paling bermakna. Di sanalah ketulusan diuji, komitmen disempurnakan.

Mentawai bukan sekadar titik di peta, tapi ruang dakwah yang sunyi. Di sana, suara azan kembali menggema, anak-anak belajar huruf hijaiyah, dan saf-saf masjid perlahan terisi. Tak perlu sorotan kamera atau mimbar mewah—cukup ketekunan, kesabaran, dan cinta.

Ketika rombongan UPZ kembali ke Padang, mereka tak hanya membawa laporan kegiatan. Mereka membawa harapan—bahwa cahaya Islam akan terus menyala, bahwa dakwah tak pernah berhenti karena jarak, dan bahwa Mentawai, meski terpencil, tak pernah benar-benar sendiri. (*)


Full Name *

Address/City

Email *

Comment *  

More News

09 Jul 2025 • News

"Nabuang Sarok" PT Semen Padang Menginspirasi, Kota Pariaman Gagas Transformasi TPA

Read More

09 Apr 2025 • News

Hangatnya Silaturahmi Pascalebaran, Direksi Semen Padang Bangun Energi Positif di Hari Pertama Kerja

Read More

09 Apr 2025 • News

Pemudik Puas, Posko Arus Balik BUMN di BIM Disambut Hangat Warga Perantauan

Read More

14 Jul 2025 • News

Dakwah Sunyi dari Teras Negeri: Jejak Pengabdian UPZ Baznas Semen Padang Menyusuri Mentawai

Read More